TERMODINAMIKA
1.
Pengertian Thermodinamika
Termodinamika (bahasa
Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi ,
panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat
dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.
Pada sistem di mana
terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik
tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi
berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika"
biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep
utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses
"super pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam
termodinamika tak-setimbang.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum termodinamika
kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian
dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan
ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer
energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan
Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang
termodinamika benda hitam.
2.
Hukum-hukum Dasar Termodinamika
Terdapat empat Hukum Dasar
yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
a. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
a. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa
dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam
saling setimbang satu dengan lainnya.
Hukum Pertama Termodinamika . Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem. Hukum kedua Termodinamika
Hukum Pertama Termodinamika . Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem. Hukum kedua Termodinamika
b. Hukum kedua
termodinamika terkait dengan entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa
total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum ketiga Termodinamika . Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum ketiga Termodinamika . Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
3.
Contoh – contoh thermodinamika
Hukum
ini diterapkan pada gas, khususnya gas ideal
PV
= n R T
P . DV
+ -V . DP
= n R DT
a) Energi
adalah kekal, jika diperhitungkan semua bentuk energi yang timbul.
b) Usaha
tidak diperoleh jika tidak diberi energi dari luar.
c) Dalam
suatu sistem berlaku persamaan termodinamika I:
DQ = DU+ DW
DQ = kalor yang diserap
DU = perubanan energi dalam
DW = usaha (kerja) luar yang dilakukan
DARI PERSAMAAN TERMODINAMIKA I DAPAT DIJABARKAN:
1.
Pada proses isobarik (tekanan tetap) ® DP = 0; sehingga,
DW
= P . DV = P (V2 - V1) ® P. DV = n .R DT
DQ = n . Cp . DT
|
® maka Cp = 5/2 R (kalor jenis pada tekanan
tetap)
|
DU-= 3/2 n . R . DT
|
2.
Pada proses isokhorik (Volume tetap) ® DV
=O; sehingga,
DW = 0 ® DQ = DU
DW = 0 ® DQ = DU
DQ = n . Cv . DT
|
® maka Cv = 3/2 R (kalor jenis pada volume
tetap)
|
AU = 3/2 n . R . DT
|
3.
Pada proses isotermik (temperatur
tetap): ® DT = 0 ;sehingga,
DU
= 0 ® DQ = DW
= nRT ln (V2/V1)
4.
Pada proses adiabatik (tidak ada
pertukaran kalor antara sistem dengan sekelilingnya) ® DQ
= 0 Berlaku hubungan::
PVg = konstan ® g = Cp/Cv ,disebut konstanta Laplace
4.
Penerapan Energi panas dalam pengobatan
a. Metode Konduksi
- Apabila ada perbedaan
temperatur antara kedua benda maka panas akan ditransfer secara konduksi
yaitu dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin”.
- Pemindahan energi panas total tergantung pada luas daerah kontak, perbedaan temperatur, lama melakukan kontak, material konduksi panas.
- Pemindahan energi panas total tergantung pada luas daerah kontak, perbedaan temperatur, lama melakukan kontak, material konduksi panas.
- Contoh
• Kantong
air panas/botol berisi air panas ; efisien untuk pengobatan
nyeri abdomen (perut)
• Handuk
panas ; efektif untuk spasme otot, fase akut poliomyelitis.
• Turkish batsh (mandi uap) ; sebagai penyegar atau relaksan otot.
• Turkish batsh (mandi uap) ; sebagai penyegar atau relaksan otot.
• Mud
packs (lumpur panas) ; mengonduksi panas ke dalam jaringan, mencegah kehilangan
panas.
• Wax bath
(parafin bath) ; efisien untuk mentransfer panas pada tungkai bawah terutama
orang tua. Cara Wax Bath : wax diletakkan di dalam bak dan dipanaskan sampai
temperature 1150- 1200F . Kaki direndam selama 30 menit-1 jam.
• Electric Pads. Caranya : melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau plastic. Dilengkapi dengan termostat.
• Electric Pads. Caranya : melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau plastic. Dilengkapi dengan termostat.
- Metode
konduksi bermanfaat untuk pengobatan terhadap penyakit neuritis, Sprains,
Strain, Contusio, Sinusitis, Low Back Pain
b. Metode Radiasi
- Untuk
pemanasan permukaan tubuh serupa dengan pemanasan dengan sinar matahari atau
nyala api.
- Sumber
radiasi :
a.
Electric fire
• Old type
fire ; Memiliki daya 750 W, range radiasi antara merah - mendekati infra red,
panjang gelombang < 15.0000 A0, untuk home treatment.
• Pensil
Bar tipe ; Menggunakan reflector rectangular dan shape like acoustic type.
b. Infra Merah ;
b. Infra Merah ;
- Memakai lampu pijar
berkisar antara 250 – 2000 W, diberi filter merah.
- Gelombang infra red yang dipakai antara 800 – 40.000 nm.
- Penetrasi energi / gelombang pada kulit ± 3 mm dan meningkat di permukaan kulit.
- Lebih efektif bila dibandingkan dengan metode konduksi panas, karena penetrasi energi panas ke jaringan lebih dalam.
- Gelombang infra red yang dipakai antara 800 – 40.000 nm.
- Penetrasi energi / gelombang pada kulit ± 3 mm dan meningkat di permukaan kulit.
- Lebih efektif bila dibandingkan dengan metode konduksi panas, karena penetrasi energi panas ke jaringan lebih dalam.
c. Metode
Elektromagnetis
Ada dua jenis :
a. Short
wave diathermy (diatermi gelombang pendek)
-
Digunakan pada kram otot (muscle sprain), nyeri pada intervertebrale disk,
penyakit degeneratif pada persendianm radang bursa (bursitis)
- Dua
macam metode elektromagnetis :
• Teknik
Kondensor (Conductor technique) ; Bagian tubuh sebelah menyebelah diletakkan
dua metal plate like electrode. Pada permukaan electrode diberikan larutan
elektrolit. Dengan adanya aliran AC (bolak-balik), molekul tubuh menjadi
agitasi karena kenaikan temperature.
• Diatermi
Metode Induksi (Inductothermy) ; Bagian tubuh yang akan dipanasi, dililitkan
dengan kabel, lalu dialiri listrik. Jaringan tubuh tidak berada dalam sirkuit,
tetapi terletak dalam median magnet dari suatu koil. Frekuensi yang dipakai 1
MHz.
b. Micro Wave Diathermy (Diatermi gelombang mikro)
b. Micro Wave Diathermy (Diatermi gelombang mikro)
-
Digunakan untuk patah tulang (Fraktur), Sprains dan Strains, Bursitis, Radang
tendon, Artritis.
-
Menggunakan magnetron untuk menghasilkan gelombang radio dengan osilasi pada
frekuensi 900 MHz.
- Besar
energinya terletak antara short wave diathermy dan infra merah.
d. Gelombang ultrasonik
d. Gelombang ultrasonik
-
Diperoleh dari gelombang bunyi (Audible Sound) dengan frekuensi hampir 1 MHz.
- Jaringan yang akan diobati ditempeli permukaannya oleh piezo electric transduser dengan intensitas 5 W/cm2.
- Jaringan yang akan diobati ditempeli permukaannya oleh piezo electric transduser dengan intensitas 5 W/cm2.
- Lebih
efektif pada tulang dibandingkan pada soft tissue oleh karena tulang lebih
banyak menyerap panas
- Bisa
digunakan untuk terapi (pengobatan) dan diagnostik.
5.
Penerapan energi dingin dalam pengobatan
Penerapan energi dingin
dalam pengobatan
- Penyimpanan darah
(Bank Darah). Agar darah bertahan lama dilakukan dengan dua teknik :
• Thin Walled container
/ wadah berdinding tipis ; Wadah dibuat dari metal tipis, terdiri dari dua
dinding. Volume darah berada di antara dua dinding. Juga dimasukkan Liquid
Nitrogen, terbentuk darah Frozen, disimpan pada Nitrogen cair (-1960C).
• Blood Sand Method ; Darah disemprot pada permukaan cairan Nitrogen, terbentuk butir-butir, lalu dikumpulkan dan disimpan di wadah khusus.
• Blood Sand Method ; Darah disemprot pada permukaan cairan Nitrogen, terbentuk butir-butir, lalu dikumpulkan dan disimpan di wadah khusus.
-
Penyimpanan Sperma (Bank Sperma)
-
Penyimpanan Bone Marrow (Sumsum tulang)
-
Penyimpanan jaringan tubuh lainnya.
-
Penyimpanan obat-obat an
-
Pengobatan edema akibat trauma akut dan sakit kepala ; memakai ice bag/kantong
es.
- Pengobatan nyeri dan bengkak lokal ; dipakai kompres dingin
- Pengobatan nyeri dan bengkak lokal ; dipakai kompres dingin
- Operasi
Jaringan Kanker ; memakai cairan nitrogen untuk merusak jaringan
kanker yang luas. Untuk
beberapa jenis sel, dibantu dengan gliserol atau d methil sulfonat sebagai
proteksi agent.
6.
Penerapan thermograf untuk diagnosis
Penggunaan thermografi
untuk diagnostic fenomena keabnormalan operasi atau kinerja suatu sistem dapat
diketahui melalui parameter temperatur kerja yang terjadi. Kamera thermografi
inframerah merupakan sebuah alat pencitraan distribusi radiasi panas permukaan
dalam dalam bentuk gambar termal dan hasil temperatur terukur. Alat ini
merupakan sebuah alat uji tak merusak yang mendeteksi pancaran radiasi obyek
langsung melalui medium udara.
HUKUM
THERMODINAMIKA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
1.
PENGERTIAN
THERMODINAMIKA
2.
HUKUM
– HUKUM THERMODINAMIKA
3.
CONTOH
– CONTOH THERMODINAMIKA
4.
PENERAPAN
ENERGI PANAS DAKAM PENGOBATAN
5.
PENERAPAN
ENERGI DINGIN DALAM PENGOBATAN
6.
PENERAPAN
THERMOGRAF UNTUK DIAGNOSIS
PENERAPAN PENGATURAN
SUHU TUBUH
1.
Tranfer Panas
a)
Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui
satu jenis zat sehingga konduksi merupakan satu proses pendalaman karena proses
perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran energi kalor
adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah (Dewitt
2002). Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik
merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang
energinya rendah dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang
lebih tinggi.
Sebelum
dipanaskan atom dan elektron dari logam bergetar pada posisi setimbang. Pada
ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini atom dan elektron bergetar dengan
amplitudi yang makin membesar. Selanjutnya bertumbukan dengan atom dan elektron
disekitarnya dan memindahkan sebagian energinya. Kejadian ini berlanjut hingga
pada atom dan elektron di ujung logam yang satunya. Konduksi terjadi melalui
getaran dan gerakan elektron bebas
b)
Konveksi
Apabila kalor berpindah dengan cara
gerakan partikel yang telah dipanaskan dikatakan perpindahan kalor secara
konveksi. Bila perpindahannya dikarenakan perbedaan kerapatan disebut konveksi
alami (natural convection) dan bila didorong, misal dengan fan
atau pompa disebut konveksi paksa (forced convection).
Besarnya konveksi tergantung pada :
a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).
b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida (T).
c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada :
# viscositas fluida
# kecepatan fluida
# perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida
# kapasitas panas fluida
# rapat massa fluida
# bentuk permukaan kontak
Konveksi : H = h x A x T
Proses perpindahan kalor secara aliran atau konveksi merupakan satu
fenomena permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi
dalam proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan
permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang
utama.
Konveksi hanya dapat
terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk pengangkutan ka1or ini hanya
terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat
ini terjadi aliran, karena masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus dibawa
ke suhu yang sama tinggi. Oleh karena itu bagian yang paling banyak atau yang
pertama dipanaskan memperoleh masa jenis yang lebih kecil daripada bagian masa
yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi sirkulasi, sehingga kalor akhirnya
tersebar pada seluruh zat (Dewitt 2002).
c)
Radiasi
Radiasi
ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang elektromagnetik. Misalnya
tubuh manusia akan mendapat panas pancaran dari setiap permukaan dari suhu
yang lebih tinggi dan ia akan kehilangan panas atau memancarkan panas kepada
setiap obyek atau permukaan yang lebih sejuk dari tubuh manusia itu. Panas
pancaran yang diperoleh atau hilang, tidak dipengaruhi oleh gerakan udara, juga
tidak oleh suhu udara antara permukaan-permukaan atau obyek-obyek
yang memancar, sehingga radiasi dapat terjadi di ruang hampa.
Jumlah
keseluruhan panas pindahan yang dihasilkan oleh masing-masing cara hampir
seluruhnya ditentukan oleh kondisi-kondisi lingkungan. Umpamanya, udara yang
jenuh tak dapat menerima kelembaban tubuh, sehingga pemindahan panas tak dapat
terjadi melalui penguapan. Pengondisian suatu ruang seharusnya meningkatkan
laju kehilangan panas bila para penghuni terlalu panas dan mengurangi laju
kehilangan panas bila mereka terlalu dingin. Tujuan ini tercapai dengan
mengolah dan menyampaikan udara yang nyaman dari segi suhu, uap air
(kelembaban), dan velositas (gerak udara dan pola-pola distribusi). Kebersihan
udara dan hilangnya bau (melalui ventilasi) merupakan kondisi-kondisi
kenyamanan tambahan yang harus dikendalikan oleh sistem
penghawaan buatan.
d)
Evaporasi
Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi, sumber
panas hanya dapat kehilangan panas. Misalnya panas yang dihasilkan oleh tubuh
manusia, kelembaban dipermukaan kulit menguap ketika udara melintasi tubuh.
2.
Energi
panas dalam bidang kesehatan
a.
Efek
Panas
Memahami
kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya melakukan
pengamatan dan diskusi adanya pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari
mendiskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas,gerak, [br]efek
samping kemoterapi dan radioterapi timbul karena obat-obat tersebut sangat
adalah terapi dalam ruang lingkup luas meliputi system kesehatan, modalitas,
aktivasi cakra (pusat penyalur energi) dalam tubuh dapat menjaga dasar hampir
sama dengan energi lain seperti energi panas atau energi listrik. [br]lima rasa
dianggap sangat penting dalam diet timur karena pengaruh ini disebabkan karena
es mempunyai energi dingin dan air panas mempunyai energi panas. regio
internal; sehingga efek dari pergerakan energi makanan ini akan merasa harus
melakukan sesuatu walaupun ia tidak menguasai bidang pengobatan. [br]seperti
halnya pada kompor, untuk memperoleh energi panas harus setiap kali . kelenjar
tiroid mempunyai efek mempercepat proses oksidasi dalam tubuh. [br]perpindahan
panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari suatu daerah ke
daerah di bidang kesehatan : simulasi aliran darah dalam pembuluh darah arteri
dan vena , menjelaskan efek pernapasan dari partikael-partikel [br]berbagai isu
global dan nasional yang perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang
terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, tahun sebelumnya
serta memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan serta
energi terbaharukan diantaranya panas bumi, angin, dan surya. [br] terutama
dalam bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, tujuan dan sasaran pada
pelaksanaan masing-masing misi diuraikan dalam matriks meningkatnya akses dan
mutu pelayanan kesehatan terutama untuk kesehatan ibu dan anak; serta energi
terbaharukan diantara-nya panas bumi, angin, dan surya.
b.
Penggunaan
energi panas dalam pengobatan
1)
Metode Konduksi
Pada metoda KONDUKSI pemindahan energi
panas bergantung pada :
• Luas daerah kontak
• Perbedaan suhu
• Lama melakukan kontak
• Material konduksi panas
Contoh : Kantong air panas, handuk panas,
mandi uap, lumpur panas, parafin bath, elektrik pads ,dll
2)
Metode Radiasi
• Dipegunakan untuk
pemanasan permukaan tubuh serupa dengan pemanasan sinar matahari atau nyala api
• Sumber radiasi dapat berasal dari : electric fire, infra merah dll
• Metode adiasi biasanya
lebih efektif daripada metode konduksi karena penetrasi jaringan lebih dalam
3)
Metode Elektromagnetis
Ada dua metode yang
dipakai untuk transfer ke dalam jaringan tubuh :
1 .Diatermi gelombang pendek :
- Teknik kondensor , dimana tubuh diletakkan diantara dua metal plate
elektrode kemudian dialiri arus listrik. Dengan adanya aliran arus AC, maka
terjadi kenaikan suhu dan tubuh menjadi terpanaskan.
- Teknik Induksi , dimana tubuh
dililiti kabel dan dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet bolak
balik pada jaringan dan medan magnet itu akan menimbulkan suatu arus yang
mempoduksi panas pada daerah besangkutan.
2. Diatermi gelombang
mikro : termasuk gelombang radio pada frekwensi yang sangat tinggi. Energinya
antara gelombang pendek dan infra merah. Biasanya digunakan diantaranya pada
penyakit :
• Patah tulang
• Radang tendon
• Arthritis
3.
THERMOGRAFI
a)
Dasar thermografi
Termografi
adalah metode diagnosa yang didasarkan pada perbedaan temperatur antar jaringan
dari tubuh manusia. Distribusi temperatur yang bervariasi ini bisa disebabkan
karena faktor fisik eksternal dan juga faktor internal seperti metabolisme dan
aktivitas jaringan yang dekat dengan kulit. Menurut Max Planck (1901), basis
mengenai besarnya radiasi pada tubuh manusia saat temperatur 300 K (27 oC) akan
memberika spektrum radiasi gelombang Infra Red berkisar antara 0,8 mikrometer
hingga 1 milimeter.
enis
Termografi Ada dua, yaitu:
Kulit ->
radiator infra merah yang efisien. Suhu di permukaan kulit dipengaruhi proses
yang menimbulkan panas di jaringan bawah kulit : peradangan, gangguan sirkulasi
darah, tumor aktif.
1. Termografi
dengan prinsip keseimbangan panas
Dibuat dari lempeng tipis nitrat sellulosa dan dilapisi dengan
minyak tipis pengabsorbsi panas.
Permukaan kulit yang telah mencapai keseimbangan panas memberi
warna pada suhu tertentu.
Pada
kulit normal akan berwarna hijau, bila suhu tidak ada akan terjadi perubahan
warna film sellulosa dari coklat menjadi kemerah-merah.
2.
Termografi dengan prinsip fotokonduktivitas
Dengan menggunakan kamera infra merah, panas yang dipancarkan
kulit berupa radiasi infra merah oleh susunan optis dijatuhkan ke detektor
infra merah menjadi diskontinu.
b) Penggunaan Termografi
untuk Diagnostik
Berdasarkan
setiap benda yang memancarkan radiasi ( W = e T ) maka pada tahun 1950
telah ada usaha untuk membuat termogram dari infrared radiasi permukaan tubuh
manusia. Dan tehnik ini banyak dipergunakan dalam bidang klinik.
Ø
Hal-hal yang dapat didiagnosis dengan mempergunakan tehnik termografi antara
lain:
·
Carcinoma mammae
·
Vascular desease (penyakit pembuluh darah)
·
Untuk follow up pada penderita post operatif oleh karena diabetes.
·
Untuk Cereberal Vascular Desease
·
Arthritis akut.
·
Patello (femoral pain (nyeri pada persendian lutut)
·
Primary erythemalgia.
PENERAPAN PENGATURAN SUHU TUBUH
1.
TRANSFER PANAS
a)
Konduksi
b)
Konveksi
c)
Radiasi
d)
Evaporasi
2.
ENERGI PANAS DALAM BIDANG KESEHATAN
a)
Efek panas
b)
Pengguanaan energi panas dalam pengobatan
Ø Metode Konduksi
Ø Metode radiasi
Ø Metode
Elektromagnetis
3.
THERMOGRAFI
a)
Dasar thermografi
b)
Penggunaan termografi untuk diagnostik
HYDRODINAMIKA DAN PENERAPAN NYA
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
1.
Pengertian Hydrodinamika
Hidrodinamika adalah ilmu yang mempelajari fluida yang mengalir.
Fluida adalah zat yang dapat mengalir, yang terdiri dari zat cair dan gas.
Hidrodinamika juga dapat didefinisikan sebagai penelitian mengenai zat cair yang mengalir meliputi tekanan, kecepatan aliran, lapisan-lapisan zat yang melakukan gesekan. Bernoulli telah berhasil merumuskan rumus
dengan persyaratan-persyaratan atau pendekatan khusus yaitu:
1. Zat cair tanpa adanya geseran dalam (cairan tidak viskos)
2. Zat cair mengalir secara stasioner (tidak berubah) dalam hal kecepatan, arah maupun besarnya (selalu
Konstan)
3. Zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui
lintasan tertentu
4. Zat cair tidak termampatkan (incompresible) melalui
sebuah pembuluh dan mengalir sejumlah cairan yang sama besarnya (continuitas)
a. Aliran darah
Agar darah dapat mengalir dan mencapai seluruh bagian tubuh, maka
diperlukan adanya tekanan darah minimum yang disebut juga critical clossing
pressureyield pressure. Tekanan minimal ini diperlukan untuk membuka rongga
pembuluh darah kecil (kapiler) yaitu sebesar 20 mm Air Raksa.(Hg). Kecepatan
aliran darah yang tercepat pada Aorta (pembuluh darah tempat keluarnya darah
dari jantung), makin jauh makin rendah kecepatannya. Jumlah total darah yang
dipompa keluar jantung kira-kira 5,5 liter darah per menit. Secara umum sistem
sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian:
1. Sistem
sirkulasi umum (sistemik): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri
keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan.
2. Sistem
sirkulasi paru-paru (pulmoner): sirkulasi darah yang mengalir dari jantung
kanan ke paru-paru lalu kembali ke jantung kiri.
Aliran darah dalam
sistem sirkulasi di tubuh manusia secara ringkas adalah sebagai berikut:
1. Sistem
Sirkulasi Sistemik: jantung (bilik / ventrikel kiri) --> Aorta --> Arteri
--> Arteriole --> Capillary bed atau A-V Anastomose --> venule -->
vena --> Vena Cava (Vena Cava Inferior dan Vena Cava Superior) -->
Jantung (atrium/serambi kanan).
2. Sistem
Sirkulasi Paru-paru: Jantung (bilik/ventrikel kanan) --> Arteri Pulmonalis
--> Paru --> Kapilaria paru --> Vena Pulmonalis --> jantung
(atrium/serambi kiri).
Pada orang dewasa,
jumlah volume darah yang mengalir di dalam sistem sirkulasi mencapai 5-6 liter
(4,7 - 5,7 liter). Darah terus berputar mengalir di dalam sistem sirkulasi
sistemik dan paru-paru tanpa henti.
b. Laju Endap Darah / Erythrocyte
Sedimentation Rate (ESR)
Laju Endap Darah / Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan
mengendapnya eritrosit dari suatu monter atau sampel darah yang diperiksa
dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam mm/ jam. LED
sering juga diistilahkan dalam bahasa asingnya :
- BBS
(Blood Bezenking Snelheid)
- BSR
(Blood Sedimentation Rate)
- BSE
(Blood Sedimentation Erythrocyte)
Proses pengendapan
darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux – sel darah merah
berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di
laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai
adalah cara Wintrobe dan cara Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan
untuk wanita 0 — 20 mm/jam dan untuk pria 0 — 10 mm/jam, sedang pada cara
Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 — 15 mm/jam dan untuk pria 0 — 10
mm/jam.
c. Hukum Fisika yang berhubungan dengan tekanan pada tubuh Manusia
1. Hukum Boyle: Untuk setiap gas pada suhu tetap, volume
berbanding terbalik dengan tekanan. P1 x V1 = P2 x V2
2. Hukum Charles: Tekanan berbanding terbalik dengan
suhu. Pada manusia hukum ini dipakai pada mekanisme bernafas dan respirasi
3. Hukum Dalton (Hukum Tekanan Parsial): Tekanan gas
sebanding dengan persentase campuran gas-gas yaitu tekanan parsial satu
gas adalah Jumlah gaya pada dinding yang mengelilinginya
4. Hukum Henry: Berat gas terlarut dalam volume cairan
tetap pada suhu tertentu sebanding dengan tekanan. Pada penyelam,bertambah
dalam menyelam bertambah besar tekanannya, penurunan yang tiba-tiba yaitu bila penyelam naik ke permukaan
dengan cepat menimbulkan gelembung gas dalam darah yang dapat menyumbat kapiler.
5. Prinsif Pascal: Tekanan yang diberikan pada semua zat
cair dalam bejana tertutup, diteruskan kesemua arah dengan besar yang sama
contohnya pada vesca urinaria, begitu juga benda yang terletak dalam cairan,
mempunyai tekanan yang sama pada seluruh permukaan.Contohnya: Janin di dalam
cairan amnion, ia terlindung dalam cairan yang mengelilinginya, yang
meneruskan dengan tekanan sama tidak menjadi masalah walaupun orangnya aktif.
d. Tekanan darah
Tekanan darah
merupakan salah satu dari tanda vital penting selain denyut nadi, frekuensi
nafas dan suhu. Tanda vital ini mencerminkan aspek dasar kesehatan seseorang,
bahkan juga kemampuan seseorang untuk bertahan hidup. Pada dewasa muda tekanan
sistolik adalah 120 mmHg, dan tekanan diastolik adalah 80 mmHg. Perbedaan
antara kedua tekanan disebut tekanan nadi yaitu 40 mmHg. Jenis tekanan darah
dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Tekanan
sistol: tekanan darah tertinggi selama 1 siklus jantung, merupakan tekanan yang
dialami pembuluh darah saat jantung berdenyut/memompakan darah keluar jantung.
Pada orang dewasa normal tekanan sistole berkisar 120 mm Hg
2. Tekanan
diastol: tekanan darah terendah selama 1 siklus jantung, suatu tekanan di dalam
pembuluh darah saat jantung beristirahat. Pada orang dewasa tekanan diastol
berkisar 80 mm Hg
3. Tekanan nadi: selisih
antara tekanan sistol dan diastol.
e. Tekanan Bola Mata
Bentuk dan ukuran bola mata dipertahankan oleh adanya
tekanan cairan yang bening dalam bola mata (Aqueous Humour) yang menghantarkan
cahaya ke retina. Untuk mempertahankan suatu penglihatan yang jelas,
dimensi dari mata sangat menentukan. Dengan perobahan 0,1 mm saja mengakibatkan efek yang nyata pada
ketajaman penglihatan. Tekanan bola mata yang normal adalah 12 s/d 23 mm Hg
yang diukur dengan alat Tonometer . Aqueous Humour sebagian besar terdiri dari
air yang dihasilkan oleh mata terus menerus dan suatu sistem drainage.
Sumbatan dari sistem dranage akan menyebabkan
peninggian tekanan mata, peningkatan ini akan membatasi aliran darah sehingga
dapat menimbulkan keadaan glaukoma yang ditandai dengan sakit kepala.
f. Tekanan Dalam
Kandung Kemih
Peninggian tekanan didalam kandung kemih & spinchter ureter berhubungan erat dengan jumlah urine
yang terkandung didalamnya, sifat kandung kemih dapat mengalami pergangan oleh
penambahan volume. Tekanan dalam kandung kemih dapat diukur dengan
memasukkan kateter yang mempunyai ukuran tekanan melalui urethera sampai
kekandung kemih. Secara langsung tekanan dapat diukur dengan memasukkan jarum
melalui dinding perut kedalam kandung kemih.Tekanan kandung kemih akan meningggi waktu kita batuk, mengedan dan jongkok. Keadaan stress bisa juga menyebabkan peninggian
tekanan didalam kandung kemih disebabkan nervous.Alat untuk mengukur tekanan dalam
kandung kemih disebut sistometer.
2.
Contoh-contoh alat yang digunakan dalam pelayanan
kesehatan/ kebidanan yang berkaitan dengan hydrodinamika
1. Sphygmomanometer (Tensimeter)
Sphygmomanometer atau Blood Pressure Manometer, dikenal dengan nama
Tensimeter. Kegunaannya yaitu untuk mengukur tekanan darah tubuh, berapa angka
sistol (pada waktu jantung kuncup) dan berapa angka diastol (pada waktu jantung
mengembang kembali).
Sphygmamometer terdiri
dari manometer air raksa, pressure cuff, dan stetoskop. Pressure cuff dipasang
pada lengan kemudian dipompa perlahan-lahan dengan tujuan aliran darah dapat
distop, tampak air raksa dalam tabung naik pada skala tertentu, kemudian
pressure cuff dilepas secara perlahan-lahan.
Stetoskop diletakkan pada lengan daerah volar tepat diatas arteri
brakhialis, melalui stetoskop akan terdengar suara vibrasi turbulensi darah
yang disebut bunyi Korotkoff (suara K). K ini adalah tekanan
sistolik.
2. Tonometer
Tonometer adalah suatu
alat yang digunakan untuk pemeriksaan untuk mengetahui
TIO (Tekanan Intra Okuler) pada mata. Alat ini dipakai untuk mengukur tekanan
intra okuler apakah si penderita menderita glukoma atau tidak. Satuan tonometer
adalah Hg atau Torr. Harga normal tekanan intraokuler 12-23 mm Hg.
3. Sistometer
Sistometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan kandung kemih. Alat sistometer terdiri dari pipa kapiler yang mengandung skala dalam cmH2O. Pipa kapiler ini dihubungan dengan jarum melalui pipa karet.
Sistometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan kandung kemih. Alat sistometer terdiri dari pipa kapiler yang mengandung skala dalam cmH2O. Pipa kapiler ini dihubungan dengan jarum melalui pipa karet.
HYDRODINAMIKA DAN PENERAPANNYA DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
1. PENGERTIAN HYDRODINAMIKA
2. CONTOH – CONTOH ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PELAYANAN
KESEHATAN / KEBIDANAN YANG BERKAITAN DENGAN HYDRODINAMIKA
GAYA
PADA TUBUH
1.
Gaya pada tubuh
dalam keadaan statis
Gaya2 pada Tubuh tubuh02Pergerakan pada tubuh terjadi
karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya yang bekerja pada tubuh dan gaya yang
bekerja di dalam tubuh. #Gaya pada tubuh >>> dapat kita ketahui ex
gaya berat tubuh. #Gaya dalam tubuh >>> seringkali td disadari ex Gaya
otot jantung, gaya otot paru-paru Gaya pada tubuh ada 2 tipe : 1. Gaya pada
tubuh dlm keadaan statis. 2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis. Berikut ini
adalah beberapa aspek gaya pada tubuh dalam keadaan statis: Gaya Berat dan Gaya
Otot sebagai Sistem Pengumpil Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dlm
keadaan setimbang, jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol. Tulang
dan otot tubuh manusia berfungsi sebagai sistem pengumpil. Ada 3 kelas sistem
pengumpil : pengumpila. Klas pertama Titik tumpuan terletak diantara gaya berat
dan otot Contoh: kepala & leher b. Klas Kedua Gaya berat diantara titik
tumpu dan gaya otot. contoh: tumit menjinjit c. Klas Ketiga Gaya otot terletak
diantara titik tumpuan dan gaya berat Contoh: otot lengan Gaya paling sering
diterapkan untuk menstabilkan ekstremitas yang cedera leher, punggung, atau
area pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan memberikan tarikan pada kepala,
tubuh atau anggota gerak menuju sedikitnya dua arah, mis: tarikan traksi dan tarikan
traksi lawannya. Gaya traksi – lawan atau gaya keduanya biasanya berasal dari:
>> berat tubuh pasien pada saat bertumpu atau berat lain Penerapan
Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan 1. Gaya Berat Tubuh & Posisi Duduk
yang menyehatkan Tulang Belakang? Punggung adalah salah satu organ tubuh yang
bekerja nonstop selama 24 jam. Dalam keadaan tidur pun, punggung tetap
menjalankan fungsinya untuk menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24
buah tulang belakang (vertebrae), dimana masing-masing vertebrae dipisahkan
satu sama lain oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian tulang
belakang ini membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S. 11
Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan dengan
segmen toraks (punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbar (punggung
bawah). Lengkung lumbar inilah yang bertugas untuk menopang berat seluruh tubuh
dan pergerakan. Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32%
populasi dunia menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di depan
meja kerja. Separuh dari populasi tenrsebut tidak pernah meninggalkan meja
kerja, bahkan saat makan siang. Sementara itu, dua pertiga populasi menambah
porsi duduk tegak saat berada di rumah. ”Postur tubuh yang baik akan melindungi
dari cedera sewaktu melakukan gerakan karena beban disebarkan merata keseluruh
bagian tulang belakang,” ungkap Barbara Dorsch. Postur tubuh yang baik, lanjut
dia, akan dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu garis lurus
ke bawah. Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan timbulnya
pergerakan sendi belakang sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Maka itu,
posisi duduk santai dengan postur miring 135 derajat adalah posisi terbaik.
Dalam posisi ini, tulang belakang akan berada dalam posisi ideal, di mana
tulang belakang bagian bawah akan berbentuk seperti huruf S. 135 Kelebihan dari
posisi ini adalah: Posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan
memperbaiki sirkulasi darah di bagian bawah tubuh, sehingga dapat terhindar
dari gangguan varises, selulit, dan penggumpalan darah di kaki serta mengurangi
kelelahan di kaki. “Tubuh akan terasa lebih rileks, sehingga mengurangi
terjadinya ketegangan otot,” papar Barbara. Duduk dengan posisi kemiringan 135
derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik, mudah bergerak di
atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi. 2. Traksi dalam Praktik
Klinik Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk
menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi
adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha untuk
memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari
traksi : traksi skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat sejumlah
penanganan. Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada
bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang
diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut dengan countertraksi. Tahanan
dalam traksi didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995).
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis
Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis lGaya pada tubuh è
dapat kita ketahui ex menabrak meja. lGaya dalam tubuh è td diketahui ex Gaya
otot. Dasar asal mula gaya adalah gaya gravitasi, tarik-menarik antara 2 benda,
misalkan berat badan, ex terjadinya varises. Gaya pada tubuh ada 2 tipe : 1.
Gaya pada tubuh dlm keadaan statis. 2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
GAYA PADA TUBUH
1.
GAYA PADA TUBUH DALAM
KEADAAN STATIS
2.
GAYA PADA TUBUH DALAM
KEADAAN DINAMIS
ANALISA GAYA DAN KEGUNAAN KLINIK
A. Analisa Gaya
Gaya adalah besaran
fisis yang menyebabkan suatu benda bergerak ranslasi.
Tehnik untuk
menghitung gaya-gaya pada benda dalam kesetimbangan dapat juga diterapkan pada
tubuh manusia. Ini sangat berguna dalam mempelajari gaya-gaya pada otot, tulang
dan sendi. Otot dan sendi pada tubuh secara umum menjadi sasaran menahan
gaya-gaya besar.
Gaya yang bekerja pada
suatu benda atau juga tubuh manusia bisa gaya vertikal, gaya horizontal, dan
gaya yang membentuk sudut dengan bidang horizontal atau vertikal.
1.
Gaya vertikal dan kegunaan klinik
Gerakan sinyal listrik tersebut memiliki kecepatan sekitar 120m per detik.
“ketika suatu benda
memberikan gaya pada kedua benda, benda kedua akan memberikan gaya yang sama
besar tetapi berlawanan arah terhadap benda yang pertama”
2.
Gaya horizontal dan
keguanaan klinik
Ada dua gaya yang bekerja pada sebuah
benda dengan arah yang sama maka total gaya yang diperoleh sebesar : S = F1 +
F2
Contoh : dalam aplikasi kebidanan adalah bantuan dorongan yang dilakukan
pada perut saat memberi bantuan melairkan. Dimana total gaya (S) adalah
penjumlahan dari gaya yang diberikan dari luar (F1) dan gaya dorongan
(Kontraksi) yang dilakukan ibu melahirkan (F2).
3.
Gaya yang membentuk sudut
Gaya yang dilakukan membentuk sudut dengan garis vertikal maupun
horizontal.
Contoh : saat penarikan stretcher
Penggunaan Klinik
- Traksi tulang
- Traksi otot
- Traksi kulit
Gaya
yang membentuk sudut----> S=gaya penjumlahan yg mrpk vektor F1 dan
F2
TEORI GELOMBANG
A. Pengertian
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari
pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit
listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik
atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang
sangat lemah dalam satuan mikroAmpere seperti di dalam jaringan tubuh hingga
arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir.
Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus
listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit
bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan
internasional. Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A).
Secara formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila
dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara
dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak
1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.
1.
Macam-macam gelombang arus istrik
1 .Listrik arus
bolak-balik (AC).
arus bolak-balik atau dalam bahasa
bakunya disebut Arus AC atau Alternating Current. Pada umumnya listrik arus
bolak-balik ini banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya
sebagai penerangan rumah dan keperluan rumah tangga lainnya seperti menjalankan
kipas angin, setrika, dan lain-lain.
Listrik arus bolak-balik ini
dihasilkan oleh sumber pembangkit tegangan listrik yang dinamakan Generator
Arus Bolak-balik yang terdapat pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik.
Pada umumnya tegangan listrik yang
dipergunakan untuk keperluan umum sudah distandarisasi secara nasional yaitu
110V dan 220V/AC dengan frekuensi sebesar 50Hz.
Perlu diperhatikan bahwa tegangan
listrik baik yang 110V maupun 220V/AC selain berguna bagi manusia, juga sangat
berbahaya apabila memperlakukannya kurang hati-hati, hindari jangan sampai
aliran listrik tersebut tersentuh oleh tangan apalagi oleh anak-anak.
2. Listrik arus searah (DC).
Arus searah
atau dalam bahasa bakunya disebut Direct Current atau Arus AC. Kalau kita
perhatikan lampu penerangan yang terdapat pada kendaraan bermotor, sumber
listriknya tidak lain berasal dari battery atau akumulator (accu).
Battery adalah
termasuk sumber listrik yang dapat menghasilkan tegangan listrik arus searah
(DC).
Dengan perkembangan tekologi
elektronika saat ini, listrik arus searah (DC) dapat dihasilkan dengan cara
merubah arus bolak balik (AC) menjadi arus searah (DC) dengan menggunakan suatu
alat yang disebut dengan power supply atau adaptor, alat ini fungsinya sama
denga trafo charger yang terdapat pada handphone.
3. Arus dalam rangkaian
Arus listrik
adalah muatan listrik yang bergerak di dalam sambungan atau dalam komponen.
Seandainya arus yang keluar dari suatu tempat lebih kecil dari pada arus yang
masuk ke tempat itu, maka muatan ditempat itu akan terus bertambah banyak.
Tetapi hal ini tidak mungkin terjadi karena arus listrik yang masuk ke satu
tempat selalu akan keluar dari situ juga. Arti dari hukum fisika ini untuk
suatu rangkaian bisa di uraikan sebagai berikut: kalau ada rangkaian seri,
berarti tidak ada percabangan dalam aliran listrik maka arus selalu sama pada
setiap bagian dari rangkaian seri itu. Kalau ada titik percabangan yang
mana aliran arus bercabang dalam suatu rangkaian, maka jumlah arus yang masuk
kedalam titik percabangan itu selalu sama dengan jumlah arus yang keluar dari
titik dari percabangan itu.
4. Arus searah murni
5. .Faradik
6. .Surged
faradik/sentakan faradik
7. .Surged
sinusoidal/sentakan sinusoidal
8. .Gulvanik
yang interuptus
9. .Arus
gigi gergaji
2. Macam- macam gelombang
Potensial aksi
Potensial aksi merupakan fenomena
keseluruhan atau tidak sama sekali (all or none) yang berarti bahwa begitu
nilai ambang tercapai, peningkatan waktu dan amplitudo dari potensial aksi akan
selalu sama, dengan segala macam intensitas dari rangsangan. Potensial aksi
terjadi bila suatu daerah membran saraf atau otot mendapat rangsangan mencapai
nilai ambang. Potensial aksi memiliki kemampuan untuk merangsang daerah sekitar
sel membran untuk mencapai nilai ambang.
Perambatan potensial aksi (gelombang
depolarisasi) terjadi apabila terdapat perambatan potensial aksi ke segala jurusan
sel membran. Baik sinapsis (hubungan antara dua buah saraf) maupun neuromyal
junction (hubungan saraf dengan otot) memiliki kemampuan meneruskan gelombang
depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel berikutnya.
Macam-macam gelombang potensial aksi:
1) Gelombang
potensial aksi dari akson
2) Gelombang
potensial aksi dari sel otot bergaris
3) Gelombang
potensial aksi dari sel oto jantung
3. Syarat- Syarat listrik tubuh
Isyarat listrik ( elektrical signal )
tubuh merupakan hasil perlakuan kimia dari tipe-tipe sel tertentu. Dengan
mengukur isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh
informasi klinik tentang fungsi tubuh.
Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :
a.
EMG (Elektromiogram),
Yaitu pencatatan potensial otot biolistrik
selama pergerakan otot. Ada 25-2.000 serat otot(sel), dihubungkan dengan syaraf
via motor end plate. EMG bisa digunakan untuk mengukur sel otot tunggal
maupun pada beberapa serat otot. Elektrode permukaan diletakkan pada
permukaan kulit untuk mengukur isyarat listrik dari sejumlah unit motoris.
Electrode jarum konsentris dimasukkan ke dalam kulit untuk mengukur aktivitas
unit motoris tunggal.
b. ENG (elektroneurogram)
Tujuannya untuk mengetahui keadaan
lingkungan, untuk mengetahui kecepatan konduksi syaraf motoris dan sensosris,
untuk menentukan penderita miastenia gravis. Kecepatan normal
konduksi saraf motoris berkisar 40-60 m/detik. Apabila kecepatan < 10
m/detik merupakan pertanda kelainan saraf.
c. ERG (Elektroretionogram)
Suatu pencatatan bentuk kompleks potensial
biolistrik yang ada pada retina mata yang di kerjakan melalui rangsangan cahaya
pada retina. Isyarat ERG sangat kompleks, karena merupakan sumasi efek
yang terjadi di dalam mata. Bila gelombang B tidak tampak pada ERG, berarti
retina penderita mengalami retinitis pigmentosa.
d. EOG (Elektrookulogram)
Suatu pengukuran/pencatatan berbagai
potensial pada kornea-retina sebagai akibat perubahan posisi dan gerakan mata.
e. EGG (Elektrogastrogram)
Merupakan EMG yang berkaitan gerakan
peristaltic traktus gastrointestinalis.
f. EEG
(Elektroensefalogram)
Yaitu pencatatan isyarat
listrik otot. Pencatatan potensial aksi listrik otak merupakan sumasi dari
potensial aksi sel saraf di dalam otak. Amplitudo dari isyarat EEG merupakan
gelombang denyut demi denyut (peak to peak) dengan jarak antara 10 mV-100mV
pada frekuensi di bawah 1 Hz sampai lebih 100 Hz. Pemeriksaan EEG bertujuan
untuk menggantikan fungsi EKG sebagai alat monitor saat operasi, mendiagnosis
epilepsy dan klasifikasi epilepsy, menunjukkan tumor otak (aktivitas listrik
pada daerah tumor otak akan menurun). Frekuensi EEG berkisar 8-13 Hz,
pada penderita berjaga memiliki frekuensi di atas 13 Hz. Ada 4 grup frekuensi
normal isyarat listrik EEG, Delta (lambat ; 0,5-3,5 Hz), Teta (menengah ; 4-7
Hz), Alfa ( normal ; 8-13 Hz), Beta (cepat ; > 13 Hz).
g.
EKG (Elektrokardiogram)
Merupakan pencatatan
isyarat biolistrik jantung, di lakukan pada permukaan kulit. Irama jantung
diatur oleh isyarat listrik yang dihasilkan oleh rangsangan spontan pada SA
Node.
4. Jenis – jenis alat Kedokteran Yang Berkaitan dengan Teori Gelombang
a)
EEG (Elektroensefalograf)
Bila ditempatkan electrode pada kulit kepala dan mengukur kegiatan elektris
, akan ditemukan sinyal elektris kompleks yang lemah. Potensial listrik
dihasilkan melalui proses sinkronisasi berselang-seling yang melibatkan syaraf
pada permukaan otak (cortex), dengan kelompok-kelompok berbeda menjadi sinkron
pada waktu singkat yang berbeda. Rekaman sinyal inilah yang disebut
elektroensefalogram.
Alat yang digunakan untuk merekam sinyal ini disebut Elektroensefalograf.
Elektrode yang digunakan berupa disket kecil perak berklorida, terdiri dari dua
macam ; electrode jarum (permukaan kulit) dan electrode reference yang dipasang
pada kedua daun telinga. Elektrode dipasang di 10-20 saluran (standard
internasional), secara rutin hanya 8-16 saluran electrode yang dipakai &
dicatat serentak, jarak tiap-tiap electrode dengan interval 10% dan 20%.
Frekuensi sinyal EEG tampak terikat pada aktivitas mental seseorang.
Amplitudo EEG meningkat dan frekuensi menurun seiring seseorang tertidur
lebih lelap.
EEG yang diambil selama
tidur menunjukkan pola frekuensi tinggi = paradoxical sleep atau Rapid
Eye Movement (REM) karena mata bergerak selama periode ini. Hal ini timbul
berkaitan dengan mimpi.
b) EKG (Elektrokardiograf)
Depolarisasi dan
repolarisasi otot-otot jantung menyebabkan arus mengalir ke dalam torso,
menyebabkan potensial listrik pada kulit. Rekaman potensi jantung pada
permukaan kulit disebut elektrokardiogram (ECG). Alat yang digunakan untuk
merekam potensial listrik jantung disebut Elektrokrdiograf.
Permukaan electrode
untuk mendapatkan gambaran EKG (terdiri dari 12 lead), diletakkan di :
a. lengan kiri (LA)
b.
lengan kanan (RA)
c.
kaki kiri (LL)
d. V1
(Ruang iga IV pada garis sternal kanan)
e. V2
(Ruang iga IV pada garis sternal kiri)
f. V3
(Terletak di tengah antara V2 dan V4)
g. V4
( Ruang iga V garis tengah Klavikula Kiri)
h. V5
( Ruang iga V garis aksilla depan kiri)
i. V6
(Ruang iga V garis aksilla tengah kiri)
Masing-
masing pencatatan EKG, memetakan proyeksi vector kutub elektris atau aktifitas
elektris jantung, melalui setiap bagian lingkarnya. Kegiatan elektris utama
untuk siklus jantung yang normal antara lain :
a.
Depolarisasi serambi jantung yang memproduksi gelombang P
b.
Polarisasi ulang serambi jantung yang jarang terlihat dan tidak
berlabel
c. Depolarisasi bilik jantung yang memproduksi kesatuan QRS
d. Polarisasi ulang bilik jantung yang memproduksi gelombang T
c. Depolarisasi bilik jantung yang memproduksi kesatuan QRS
d. Polarisasi ulang bilik jantung yang memproduksi gelombang T
PR segment menunjukkan
berhentinya impuls pada AV Node (Tidak ada transmisi impuls di AV Node) ST
Segment menunjukkan tidak adanya transmisi impuls disebabkan adanya periode
refrakter di sel miokardium Bentuk gelombang EKG ada yang positif dan negative
tergantung pada arah kutub vector elektris dan polaritas serta posisi elektroda
dari alat pengukur.
ANALISISA GAYA DAN KEGUNAAN KLINIK
1.
GAYA
VERTIKAL DAN KEGUNAAN KLINIK
2.
GAYA
HORISONTAL DAN KEGUNAAN KLINIK
3.
GAYA YANG
MEMBENTUK SUDUT
TEORI GELOMBANG
1.
MACAM-MACAM
GELOMBANG ARUS LISTRIK
2.
MACAM- MACAM
GELOMBANG POTENSIAL AKSI
3.
SYARAT
–SYARAT LISTRIK TUBUH
4.
JENIS-JENIS
ALAT KEDOKTERAN YANG BERKAITAN DENGAN TEORI GELOMBANG
asTEY
ULTRASONIK
1.1
DAYA ULTRASONIK
Ultrasonik
adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa
didengar oleh telinga manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kiloHertz. Hanya
beberapa hewan, seperti lumba-lumba menggunakannya untuk komunikasi, sedangkan
kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk navigasi. Dalam hal ini,
gelombang ultrasonik merupakan gelombang ultra (di atas) frekuensi gelombang
suara (sonik). Gelombang ultrasonik dapat merambat dalam medium padat, cair dan
gas. Reflektivitas dari gelombang ultrasonik ini di permukaan cairan hampir
sama dengan permukaan padat, tapi pada tekstil dan busa, maka jenis gelombang
ini akan diserap.
Frekuensi yang diasosiasikan dengan gelombang ultrasonik pada aplikasi elektronik dihasilkan oleh getaran elastis dari sebuah kristal kuarsa yang diinduksikan oleh resonans dengan suatu medan listrik bolak-balik yang dipakaikan (efek piezoelektrik). Kadang gelombang ultrasonik menjadi tidak periodik yang disebut derau (noise), dimana dapat dinyatakan sebagai superposisi gelombang-gelombang periodik, tetapi banyaknya komponen adalah sangat besar. Kelebihan gelombang ultrasonik yang tidak dapat didengar, bersifat langsung dan mudah difokuskan. Jarak suatu benda yang memanfaatkan delay gelombang pantul dan gelombang datang seperti pada sistem radar dan deteksi gerakan oleh sensor pada robot atau hewan. Contoh hewan yang dapat mendengar gelombang Ultrasonik yaitu lumba-lumba, kelelawar, paus dll. Frekuensi dan daya ultrasonic yang dipkai dalam bidang kedokteran menurut kebutuhan, apabila ultrasonic yang digunakan untuk diagnostic maka frekuensi yang digunakan sebesar 1 MHz sampai 5 MHz dengan daya 0,01 W/cm2. Apabila daya ultrasonic ditingkatkan sampai 1 W/cm2 akan dipakai sebagai pengobatan, sedangakan untuk merusakkan jaringan kanker dipakai daya 103 W/cm2tu kira-kira di atas 20 kiloHertz. Hanya beberapa hewan, seperti lu
Frekuensi yang diasosiasikan dengan gelombang ultrasonik pada aplikasi elektronik dihasilkan oleh getaran elastis dari sebuah kristal kuarsa yang diinduksikan oleh resonans dengan suatu medan listrik bolak-balik yang dipakaikan (efek piezoelektrik). Kadang gelombang ultrasonik menjadi tidak periodik yang disebut derau (noise), dimana dapat dinyatakan sebagai superposisi gelombang-gelombang periodik, tetapi banyaknya komponen adalah sangat besar. Kelebihan gelombang ultrasonik yang tidak dapat didengar, bersifat langsung dan mudah difokuskan. Jarak suatu benda yang memanfaatkan delay gelombang pantul dan gelombang datang seperti pada sistem radar dan deteksi gerakan oleh sensor pada robot atau hewan. Contoh hewan yang dapat mendengar gelombang Ultrasonik yaitu lumba-lumba, kelelawar, paus dll. Frekuensi dan daya ultrasonic yang dipkai dalam bidang kedokteran menurut kebutuhan, apabila ultrasonic yang digunakan untuk diagnostic maka frekuensi yang digunakan sebesar 1 MHz sampai 5 MHz dengan daya 0,01 W/cm2. Apabila daya ultrasonic ditingkatkan sampai 1 W/cm2 akan dipakai sebagai pengobatan, sedangakan untuk merusakkan jaringan kanker dipakai daya 103 W/cm2tu kira-kira di atas 20 kiloHertz. Hanya beberapa hewan, seperti lu
2.1
Prinsip penggunaan Ultrasonikmb
1.
Mengukur kedalaman laut
Mengukur
dalamnya laut dilakukan dengan suatu alat fathometer. Alat ini menghasilkan
bunyi ultrasonik berupa pulsa-pulsa. Pulsa-pulsa ini akan dipantulkan oleh
dasar laut dan akan diterima kembali. Dengan mengukur interval waktu antara
dikirimnya pulsa sampai diterimanya kembali, maka kedalaman laut dapat diukur,
sehingga kedalaman laut adalah ½ s.
2.
Memeriksa bagian dalam tubuh
Pemeriksaan
dapat dilakukan dengan mengirim pulsa-pulsa ultrasonik ke bagian tubuh yang
hendak dianalisis. Pulsa-pulsa ini akan dipantulkan oleh organ-organ tubuh
bagian dalam. Masing-masing organ mempunyai struktur, kerapatan, dan
kelentingan yang berbeda. Dengan mengukur waktu relatif dari
gelombang-gelombang pantul ini, maka didapat kedalaman-kedalaman organ.
Berdasarkan data kedalaman dan arag gelombang pantul, komputer akan membentuk
bayangan bagian dalam tubuh.
Salah
satunya dengan ultrasonic transducer.
Ultrasonic
tranducer paling lazim dipakai untuk memantau janin pada wanita hamil, sistem
arteri pada penderita lemah jantung, mengamati gangleon pada pasien penderita
lemah atau kelainan otak, selain memanfaatannya pada bidang oceanographi,
misalnya kedalaman laut, mengamati terumbu karang dan tentu saja jenis dan
jarak peasawat amphibi dan submarin, baik fihak kawan maupun lawan disaat
perang terutama, juga pada masa damai, mungkin juga untuk memantau posisi
satelit, atau posisi dan kecepatan suatu pesawat ruang angkasa, meteorit atau
asteroid dan gugus bintang yg relatif dekat dari BimaSakti.
3. Kaca
mata orang buta
Dengan
menggunakan alat yang bisa mentranmisikan dan menerima gelombang ultrasonik.
Pulsa ultrasonik dikirim dan kemudian benda akan memantulkan pulsa tersebut dan
ditangkap kembali oleh alat tersebut. Pulsa pantul ini diubah menjadi bunyi
yang memberitahkan kepada orang tersebut berapa jauh suatu benda dengan
dirinya.
4. Memeriksa kerusakan logam
4. Memeriksa kerusakan logam
Dengan
menggunakan sistem pantulan ultrasonik yang dapat mengetahui kedalaman benda
yang dideteksi, maka dapat diperiksa keretakan-keretakan pada titik sambungan
las logam. Teknik ultrasound juga sering dimanfaatkan untuk menganalisa
bagian-bagian pesawat yang mengalami kerusakan atau karat.a-lum
ba menggunakannya u
3.1
Penggunaan gelombang Ultrasonik dalam bidang
kedokteran
Berkaitan dengan efek yang ditimbulkan
gelombng ultrasonic dan sifat gelombang bunyi ultra, maka gelombang ultrasonic
digunakan sebagai diagnosis dan pengobatan.
A. Ultrasonik sebagai Pelengkap Diagnosis
A. Ultrasonik sebagai Pelengkap Diagnosis
Kristal piezo electric yang bertindak
sebagai transduser mengirim gelombang ultrasonic mencapai pada dinding
berlawanan, kemudian gelombang bunyi dipantulkan dan akan diteruskan ke
amplifer berupa gelombang listrik kemudian gelombang tersebut ditangkap oleh
CRT (Ossiloskop).
Gambaran yang diperoleh CRT tergantung
teknik yang dipergunakan. Ada tiga macam metode dalam memperoleh gambaran yaitu
:
1. A skanning
Disini yang akan dicari adalah besar
amplitudo sehingga disebut A- Skannning.
S= sekat Gambar Skema Dasar A-
Skanning.
Bunyi yang dihasilkan oleh piezo
electric melalui transducer akan mencapai dinding B, kemudian dipantulkan ke
dinding A dan diterima oleh transduser ( T )
Gambaran yang ditangkap pada CRT/
ossiloskop
2. B- Skanning
B- Skanning disebut pula Bright
scanning. Metode skanning ini, banyak dipakai di klinik oleh karena metode ini
bias memperoleh pandangan atu gambaran 2 dimensi dari bagian tubuh. Prinsip B-
Skanning sama dengan A- Skanning, hanya saja pada B- Skanning transducernya
digerakkan ( Moving ) sedangkan pada A- Skanning transducernya tidak
digerakkan.
Gerakan transducer mula- mula akan
menghasilkan echo dapat dilihat adanya dot ( dot ini disimpan pada CRT ),
kemudian transducer digerakkan kea rah lain menghasilkan echo pula sehingga
kemudian tercipta suatu gambaran 2 dimensi.
Skematik B- Skanning
Skematik B- Skanning
( a ) ( b ) Gerakan
transduser mula-mula Gerakan transduser berikutnya
( a’ ) ( b’ ) Pada B- Skanning ini, operator boleh
memilih 2 metode control pada alat elektronik, untuk mencapai nilai ambang,
agar memperoleh gambaran yang dikehendakinya, maka dipakai alat control
leadinh- edge display. Untuk mengatur cahaya benderang pada layar TV ( =
CRT=Tabung Sinar Katode ) yang sebanding dengan besarnya echo atau gema yang
dihasilkan oleh transducer ultrasonic, maka dipakai alat gray-scale display.
3. M- Skanning
M- Skanning atau modulation scanning
ini merupakan 2 metode yang digunakan dalam kaitan untuk memperoleh informasi
gerakan alat- alat dengan mempergunakan ultrasonic. Misalnya dalam hal
mempelajari gerakan jantung dan gerakan vulva, atautekhnik doppler yang
dipergunakan untuk mengukur aliran darah. Pada M- Scanning dimana A akan dalam
keadaan stasioner sedangkan echo yang terjadi berupa dot dari B skan.
4.1
Hal – hal yang di diagnosis dengan ultrasonik
Sesuai
dengan metode skanning yang dipakai maka ultrasonic dapat dipergunakan untuk
diagnosis :
1. A-
Skanning
Mampu
mendiagnosis tumor otak (echo encephalo graphy), member informasi tentang
penyakit- penyakit mata, daerah atau lokasi yang dalam dari bola mata,
menentukan apakah cornea atau lensa yang opaque atau ada tumor tumor retina.
2. B- Skanning
2. B- Skanning
a. Untuk
memperoleh informasi struktur dalam dari tubuh manusia. Misalnya hati, lambung,
usus, mata, mammae, jantung janin.
b. Untuk
mendeteksi kehamilan sekitar 6 minggu, kelainan dari uterus atau kandung
peranakan dan kasus- kasus perdarahan yang abnormal, serta treatend abortus (
abortus yang sedang berlangsung ).
c. Lebih
banyak member informasi dari pada X- Ray dan sedikit resiko yang terjadi.
Misalnya X- Ray hanya dapat medeteksi kista yang radioopaque, sedangkan B-
Skanning lebih banyak member petunjuk tentang tipe berbagai kista.
3. M- Skanning
3. M- Skanning
a.
Memberi informasi tentang jantung, valvula jantung, pericardial effusion (
timbunan
zat cair dalam kantong jantung )
b. M-
Skanning mempunyai kelebihan yaitu dapat dikerjakan sembari pengobatan,
berlangsung untuk menunjukkan kemajuan dalam pengobatan
C.
Penggunaan Ultrasonik dalam pengobatan
Sebagaimana
telah diketahui bahwa ultrasonic mempunyai efek kimia dan biologi maka
ultrasonic dapat dipergunakan dalam pengobatan. Ultrasonic memberi efek
kenaikan temperature dan peningkatan tekanan,efek ini timbul karena jaringan
mengabsorpsi energy bunyi dengan demikian ultrasonic dipakai sebagai diatermi
atau pemanasan.
Daya ultrasonic yang dipakai sebesar beberapa W/cm² dilakukan dalam 3-10 menit, dua kali sehari, seminggu dilakukan 3 kali. Gelombang ultrasonic berbeda dengan gelombang elektromagnetik dan panas yang ditimbulkan oleh ultrasonic sangat berbeda dengan microwave diathermi. Hal ini dapat ditunjukkan melalui grafik.
Ultrasonik sebagai diatermi, intensitas yang dipakai 1-10 W/cm² dengan frekwensi sebesar 1MHz pemindahan amplitude sebesar 10W/cm² kedalam jaringan ± 106 cm maksimum tekanan 5 ATM. Tekanan mula-mula maksimum, berubah menjadi minimum dengan panjang gelombang ½Î»; untuk 1MHz gelombang kedalam jaringan sebesar ½Î»= 0,7 mm.
Selain itu ultrasonic dapat dipakai untuk menghancurkan jaringan ganas(kanker) sel-sel ganas akan hancur pada beberapa bagian sedangkan didaerah lain kadang-kadang menunjukkan rangsangan pertumbuhan, masih diselidiki lebih lanjut. Pada penderita Parkinson penggunaan ultrasonic dalam pengobatan sangat berhasil namun sangat disayangkan untuk memfokuskan bunyi kearah otak sangat sulit. Sedangkan pada penyakit maniere( maniere’s disease) dimana keadaan penderita kehilangan pendengaran dan kesetimbangan,apabila diobati dengan ultrasonic dikatakan 95% berhasil baik, ultrasonic menghancurkan jaringan dekat telinga tengah,
Skema dasar ultrasonic
Daya ultrasonic yang dipakai sebesar beberapa W/cm² dilakukan dalam 3-10 menit, dua kali sehari, seminggu dilakukan 3 kali. Gelombang ultrasonic berbeda dengan gelombang elektromagnetik dan panas yang ditimbulkan oleh ultrasonic sangat berbeda dengan microwave diathermi. Hal ini dapat ditunjukkan melalui grafik.
Ultrasonik sebagai diatermi, intensitas yang dipakai 1-10 W/cm² dengan frekwensi sebesar 1MHz pemindahan amplitude sebesar 10W/cm² kedalam jaringan ± 106 cm maksimum tekanan 5 ATM. Tekanan mula-mula maksimum, berubah menjadi minimum dengan panjang gelombang ½Î»; untuk 1MHz gelombang kedalam jaringan sebesar ½Î»= 0,7 mm.
Selain itu ultrasonic dapat dipakai untuk menghancurkan jaringan ganas(kanker) sel-sel ganas akan hancur pada beberapa bagian sedangkan didaerah lain kadang-kadang menunjukkan rangsangan pertumbuhan, masih diselidiki lebih lanjut. Pada penderita Parkinson penggunaan ultrasonic dalam pengobatan sangat berhasil namun sangat disayangkan untuk memfokuskan bunyi kearah otak sangat sulit. Sedangkan pada penyakit maniere( maniere’s disease) dimana keadaan penderita kehilangan pendengaran dan kesetimbangan,apabila diobati dengan ultrasonic dikatakan 95% berhasil baik, ultrasonic menghancurkan jaringan dekat telinga tengah,
Skema dasar ultrasonic
5.1
Penggunaan Ultrasonik dalam pengobatan
1. Daya ultrasonik.
Frekuensi dan daya ultrasonik yang dipakai dalam
dibidang kedokteran disesuaikan menurut kebutuhan:
F sebesar 1 – 5 MHz dengan daya 0,01
W/cm dipakai untuk diagnostik. Apabila daya ditingkatkan sampai 1
W/cm dipakai dalam pengobatan edangkan untuk merusak jaringan kanker
dipakai daya 10 W/cm .
Efek gelombang ultrasonik:
1. Mekanik
Yaitu menimbulkan disintegrasi beberapa benda padat,
dipakai untuk menentukan lokasi batu empedu.
2. Panas
Pada jaringan bisa terjadi pembentukan rongga dengan intensitas yang
tinggi.
3. Kimia
Menyebabkan proses oksidasi dan hidrolisis pada ikatan tertentu.
4. Biologis
Gabungan dari berbagai efek:
ü pelebaran pembuluh darah
ü peningkatan permeabilitas membran sel darah.
ü peningkatan aktifitas sel.
ü Otot mengalami paralyse, bakteri dan virus mengalami
kehancuran.
ü Keletihan apabila daya ditingkatkan
ULTRASONIK
1.
DAYA
ULTRASONIK
2.
PRINSIP
PENGGUNAAN ULTRASONIK
3.
PENGGUNAAN
GELOMBANG ULTRASONIK DALAM BIDANG KESEHATAN
4.
HAL-HAL YANG
DIDIAGNOSIS DENGAN ULTRASONIK
5.
PENGGUNAAN
ULTRASONIK DALAM PENGOBATAN
PENGENALAN JENIS ALAT ELEKTRONIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
A. Elektrokardiograf
(Electrocardiograph-EKG/ECG)
1.
Pengertian Elektrokardiograf (Electrocardiograph-EKG/ECG)
Elektrokardiograf (Electrocardiograph-EKG/ECG) adalah suatu gambaran grafis
dari beda potensial antara dua titik pada permukaan tubuh. EKG
biasanya ada dua macam kotak yaitu kotak besar dan kecil. Kotak kecil
mempunyai ukuran 1mm x 1mm, dan kotak besar mempunyai ukuran 5mm x 5mm. Dalam
EKG ada dua variabel yang digunakan yaitu waktu dan tegangan. Variabel waktu dinyatakan
dalam arah mendatar, dan variabel tegangan dalam arah tegak. Skala untuk
variabel waktu adalah 0,04s/mm atau 25mm/s. Skala untuk tegangan adalah
0,1mv/mm atau 10mm/mV.
2. Siklus jantung dalam ECG
Tiap
– tiap siklus jantung dalam EKG terdidri atas beberapa komponen, yang diberi
nama berdasarkan definisi sebagai berikut :
1.
Gelombang P adalah defleksi positif pertama sebelum kompleks QRS Interval PR
diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan defleksi garis isoelektrik
berikutnya. Interval ini adalah waktu yang diperlukan impuls listrik
dikonduksikan melalui atrium dan Simpul AV sampai mulai timbul depolarisasi
ventrikel.
2.
Kompleks QRS terdiri atas tiga gelombang yaitu Q, R, dan S. Gelombang Q adalah
defleksi negatif pertama sesudah interval PR. Gelombang R adalah defleksi
positif pertama sesudah gelombang P. Gelombang S adalah defleksi negatif yang
menyertai gelombang R. Pengukuran kompleks QRS dimulai dari permulaan gelombang
Q (atau gelombang R jika Q tidak ada) sampai gelombang S mencapai garis
isoelektrik (atau tempat gelombang S akan mencapai garis isoelektrik jika garis
ini tidak melengkung ke dalam segmen ST). Segment ST adalah bagian garis yang
berlanjut dari ujung gelombang S sampai permulaan gelombang T.
3.
Gelombang T adalah defleksi (dapat positif atau negatif) yang mengiringi
segment ST.
3. Heart rate
Heart
Rate adalah ukuran untuk menyatakan kecepatan denyut jantung, yang dinyatakan
dalam jumlah denyut per menit (beat per menit – bpm). Heart rate dapat
diperoleh dari EKG dengan menghitung jumlah gelombang R selama satu menit.
Tetapi cara ini sering dianggap kurang praktis, sehingga sering digunakan cara
lain yang lebih cepat yaitu misalnya dengan menghitung jumlah gelombang R
selama 3 detik kemudian hasilnya dikalikan 20.
Nilai
heart rate yang diperoleh dengan cara di atas adalah nilai herat rate
rata-rata. Disamping nilai heart rate rata-rata, terdapat juga nilai heart rate
sesaat. Heart rate sesaat diperoleh dengan mengukur perioda jantung sesaat
(perioda RR) Nilai heart rate (HR) sesaat merupakan kebalikan perioda jantung
dikalikan 60, yaitu:
HR
= 60/(R-R) bpm (beat per minute) dengan R-R
adalah periode jantung yaitu interval waktu dari gelombang R ke gelombang R di
sebelahnya, dengan satuan s (second). Satuan untuk heart rate adalah bpm (beat
per minute).
B. Doppler
1. Pengertian Doppler
Fetal dopler adalah alat diagnostik yang digunakan
untuk mendeteksi denyut jantung bayi yang menggunakan prinsip pantulan
gelombang elektromagnetik. Alat ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi
kesehatan janin, dan aman digunakan dan bersifat non invasif.
2. Aplikasi Klinis
Aplikasi klinis dari
Doppler yaitu:
1.
Mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran darah dengan sel darah merah sebagai
reflektor yang bergerak.
2. Pada
bidang kebidanan, fungsi alat ini dispesifikkan untuk menghitung jumlah dan
menilai ritme denyut jantung bayi.
3. Diagnostik Doppler
Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu
pemeriksaan dengan menggunakan efek ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip
efek doppler ini sendiri yaitu ketika gelombang ultrasound ditransmisikan
kearah sebuah reflektor stationer, gelombang yang dipantulkan memiliki
frekuensi yang sama. Jadi, jika reflektor bergerak kearah transmiter, frekuensi
yang dipantulakn akan lebih tinggi, sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi
maka frekuensi yang dipantulkan akan lebih rendah. Perbedaan antara frekuensi
yang ditransmisikan dan yang diterima sebanding dengan kecepatan bergeraknya
reflektor menjauhi atau mendekati transmiter. Fenomena ini dinamakan efek
Doppler dan perbedaan antar frekuensi tersebut dinamakan Doppler shift.
Fetal
Doppler hanya menggunakan teknik auskultasi tanpa teknik pencitraan seperti
pada velocimetri Doppler maupun USG. Untuk fetal Doppler, agar bisa
menangkap suara detak jantung, transduser ini memancarkan gelombang suara
kearah jantung janin. Gelombang ini dipantulkan oleh jantung janin dan
ditangkap kembali oleh transduser. Jadi, transduser berfungsi sebagai pengirim
gelombang suara dan penerima kembali gelombang pantulnya (echo).
Pantulan gelombang inilah yang diolah oleh Doppler menjadi sinyal suara. Sinyal
suara ini selanjutnya diamplifikasikan. Hasil terakhirnya berupa suara cukup
keras yang keluar dari mikrofon. Dengan alat ini energi listrik diubah menjadi
energi suara yang kemudian energi suara yang dipantulkan akan diubah kembali
menjadi energi listrik. Pada velocimetri Doppler maupun USG, pencitraan yang
diperoleh dan ditampilkan pada layar adalah gambaran yang dihasilkan gelombang
pantulan ultrasound.
Fetal
Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan yang disediakan oleh
stetoskop janin . Satu keuntungan dari fetal Doppler dibanding dengan
stetoskop janin (murni akustik) adalah output audio elektronik, yang memungkinkan
orang selain pengguna untuk mendengar detak jantung. Fetal dopler juga
mempermudah seorang bidan dalam menghitung denyut jantung janin tanpa harus
berkonsentrasi penuh dalam menghitung DJJ.
C. Suction
1. Pengertian
Suctioning
atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan nafas sehingga
memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara
mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri.
Sebagian pasien mempunyai permasalahan di pernafasan yang memerlukan Bantuan ventilator mekanik
dan pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube), dimana pemasangan ETT (Endo
Trakeal Tube) masuk sampai percabangan bronkus pada saluran nafas. Pasien
yang terpasang ETT (Endo Trakeal Tube) dan ventilator maka
respon tubuh pasien untuk mengeluarkan benda asing adalah mengeluarkan sekret
yang mana perlu dilakukan tindakan suction
Suction adalah
suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai kateter penghisap
melalui nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT),traceostomy
tube (TT) pada saluran pernafasa bagian atas. Bertujuan untuk
membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum, merangsang batuk, mencegah
terjadinya infeksi paru. Prosedur ini dikontraindikasikan pada klien yang
mengalami kelainan yang dapat menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat
penghisapan melalui trakea gangguan perdarahan, edema laring, varises
esophagus, perdarahan gaster, infark miokard (Elly, 2000).
2. Indikasi penghisapan sekret endotrakeal
diperlukan untuk
1. Menjaga
jalan napas tetap bersih (airway maintenence)
2.
Membersihkan jalan napas (branchial toilet) bila ditemukan :
3.
Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium.
4.
Sebelum dilakukan tindakan radiologis ulang untuk evaluasi.
5.
Mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal.
Penerapan
prosedur suction diharapkan sesuai dengan standar prosedur
yang sudah ditetapkan dengan menjaga kesterilan dan kebersihan agar pasien
terhindar dari infeksi tambahan karena prosedur tindakan suction.
D. Vacum Ekstraksi
1. Pengertian Vacum Ekstraksi
Ekstraksi
vakum merupakam tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala
pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Oleh
karena itu, kerjasama dan kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya,
merupakan faktor yang sangat penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga
dorongan dengan tarikan ke arah yang sama. Tarikan pada kulit kepala bayi,
dilakukan dengan membuat cengkraman yang dihasilkan dari aplikasi tekanan
negatif (vakum). Mangkuk logam atau silastik akan memegang kulit kepala yang
akibat tekanan vakum, menjadi kaput artifisial. Mangkuk dihubungkan dengan tuas
penarik (yang dipegang oleh penolong persalinan), melalui seutas rantai. Ada 3
gaya yang bekerja pada prosedur ini, yaitu tekanan interauterin (oleh
kontraksi) tekanan ekspresi eksternal (tenaga mengedan) dan gaya tarik
(ekstraksi vakum).
2. Syarat dalam melakukan ekstraksi vakum:
1. Presentasi
belakang kepala
2. Penurunan
kepala HIII+
3. Ketuban (-)
4. Tidak ada
DKP / panggul sempit
5. Pembukaan
lengkap
6. Harus ada
tenaga mengedan dari ib
3. Prosedur dalam melakukan ekstraksi
vakum:
1. Ibu tidur
dalam posisi litotomi
2. Persiapan
alat vakum
3.
Setelah persiapan vakum selesai, dipilih mangkuk yang sesuai dengan
pembukaan serviks, pada pembukaan lengkap, biasanya ukuran mangkuk yang dipilih
adalah mangkuk nomor 5
4.
Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dalam posisi miring, kemudian
dipasang di bagian terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar
5.
Setelah mangkuk terpasang, dilakukan pemeriksaan ulang, apakah ada jalan lahir/
jaringan yang terjepit.
6.
Setelah itu pompa vakum dinyalakan, dimulai dengan tekanan -0,2kg/cm2 selama 2
menit, kemudian dinaikkan lagi menjadi -0,4kg/cm2 selama 2 menit, kemudian
dinaikkan lagi menjadi -0,6kg/cm2.
7.
Setelah itu, dilakukan traksi percobaan, dilihat apakah saat dilakukan
traksi , kepala janin ikut turun. Jika tidak, pemasangan mangkuk diulangi lagi.
8.
Bersamaan dengan timbulnya his, ibu disuruh mengejan, dan mangkuk
ditarik searah dengan sumbu panggul. Pada waktu melakukan tarikan , harus ada
koordinasi yang baik antara tangan kiri dan kanan penolong
9.
Ibu jari dan telunjuk tangan kiri penolong menahan mangkuk,agar
mangkuk selalu dalam posisi yang benar, sehingga tidak terlepas. sedangkan
tangan kanan melakukan tarikan dengan memegang pada pemegang.
10.Traksi
dilakukan selama ada his, dan harus mengikuti putaran paksi dalam , sampai
occiput terlihat sebagai hipomoklion, traksi dilakukan curam ke arah atas, dan
tangan kiri menahan perineum saat kepala meregang perineum, hinggal lahirlah
dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu janin.
11.
Setelah kepala lahir, tekanan dihentikan ,dan mangkuk dilepaskan, janin
dilahirkan seperti persalinan normal biasa.
Ekstraksi vakum dikatakan gagal apabila:
1. Waktu dilakukan traksi, mangkuk terlepas
sebanyak 3 kali,
2. Dalam waktu setengah jam dilakukan ekstraksi
, janin tidak lahir juga, pilihannya adalah :
a. Dicoba dengan ekstraksi forceps, asal syarat
lainnya juga memenuhi
b. Dilakukan section cesarean
E.
Alat Monitoring Kesejahteraan Janin
1. Pengertian alat Monitoring
kesejahteraan Janin
Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal
Monitor adalah alat yang digunakan untuk memeriksa kondisi kesehatan janin.
Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan dan pada saat
persalinan. Pemeriksaan CTG diperoleh informasi berupa signal irama denyut
jantung janin (DJJ), gerakan janin dan kontraksi rahim. Pada saat bersalin
kondisi janin dikatakan normal apabila denyut jantung janin dalam keadaan
reaktif, gerakan janin aktif dan dibarengi dengan kontraksi rahim yang adekuat.
Apabila
kemungkinan terdapat masalah pada janin maka dokter akan melakukan pemeriksaan
NST (non stress test) dengan memberikan infus oksitosin untuk menimbulkan
kontraksi rahim (his) dan denyut jantung janin diperiksa dengan CTG. Apabila
tampak kelainan pada hasil pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan melakukan
tindakan persalinan dengan segera.
Pemeriksaan dengan CTG sangat diperlukan pada
fasilitas pelayanan persalinan. Dengan adanya kemajuan teknologi dan produksi
harga peralatan CTG dapat menjadi lebih ekonomis. Dahulu hanya rumah sakit yang
menyediakannya.Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil dan bersalin berjalan
dengan baik rumah bersalin, klinik dokter bahkan bidan praktek swasta sebaiknya
memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam mendiagnosis adanya
masalah pada ibu hamil dan melahirkan.
PENGENALAN JENIS ALAT ELEKTRONIK DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN
1.
EKG
2.
DOPLER
3.
SUCTION
4.
VACUM EXTRAKSI
5.
ALAT MONITORING KESEJAHTERAAN JANIS